Senin, Oktober 27, 2008

Kute Lombok | Kute Beach of Cental Lombok


Kerajinan Tenun di wilayah Permukiman Kute di Kabupaten Lombok tengah sebagai salah, satu kerajainan asli Lombok dan sebagai sumber pendapatan para pengerajin disana. hal ini perlu didukung lebih maksimal lagi oleh berbagai elemen terkait sehingga dapat mendongkrak perkapita penduduk setempat.

Pendekatan keamanan sangatlah penting bagi kemajuan pantai Kute Lombok, sehingga para pelancong dan para wisatawan asing maupun lokal dapat nyaman dan merasa tenang berkunjung dan menikmati indahnya pantai dan perbukitan.

Menikmati pasir putih kute Lombok sangat mengasikkan dan menyenangkan apalagi dengan jernihnya pantai menjadi gaya tarik tersendiri bagi Pantai Kute Lombok, hal ini harus dapat terjaga terus dan harus selalu ditingkatkan, kebersihan pantai, penataan fasilitas publik, control terhadap situasi yang dapat mencoreng nama dan identitas Masyarakat NTB dsb nya.

Promosi berbagai pihak untuk Kute Lombok harus terus dijalankan jangan pernah berhenti mempromosikan potensi daerah kita, lakukanlah banyak cara dan pendekatan demi Gumi Lombok, Kemajuan dan Perkembangan Kute Lombok khususnya tidak hanya ditangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah tapi itu semua kembali pada niat tulus kita dalam membangun Negeri kita tercinta.

Kamis, Oktober 23, 2008

Air Terjun Mayung Putik Membasahi Kokok Putik







Posisi Air Terjun ini terletak di Pulau Lombok tepatnya di Kabupaten Lombok Timur Kecamatan Sembalun Desa Bilukpetung. Konon juga air terjun tersebut dapat menyembuhkan penyakit kulit. ketika Team Lombok Community Development (LCD) mengunjungi tempat tersebut dengan menuruni 250 an anak tangga, dan melewati batuan-batuan yang terukir rapi secara alami. Diperkirakan air tersebut terjun dari ketinggian 170 an Meter. Sehingga dapat terdengar dan terlihat sejuk, apalagi ketika Team LCD menceburkan dirinya kedalam telaga yang langsung menyatu dengan terjunan air yang segar.

Senin, Oktober 20, 2008

NTT DAPAT BLBU JAGUNG HIBRIDA

KUPANG/WWW.NTTPROV.GO.ID > Kepala Dinas Pertanian tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTT, Ir. Petrus Muga di ruang kerjanya, Kamis (13/10) mengatakan, Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) jagung hibrida N-35 dari Departemen Pertanian (Deptan) untuk NTT pada musim tanam 2008/2009 yang akan ditanam pada musim tanam 2008/2009 yang akan ditanam pada lahan seluas 3.025 hektar, disalurkan melalui PT Petani.
Sementara dari dana APBN Perubahan, bantuan benih tersebut untuk lahan seluas 5.900 hektar. Meski bantuan itu belum datang, tetapi diharapkan pembagiannya jangan sampai tumpang tindih. Artinya, petani yang sudah mendapatkan benih dari dana APBD kabupaten jangan lagi mendapat benih dari BLBU, Karena ada banyak petani yang diharapkan mendapat bantuan benih tersebut. Pada tahun 2008 ini luas lahan untuk BLBU 5.000 hektar dan yang sudah terealisir 1.975 hektar. Itu berarti tinggal 3.025 hektar lagi untuk musim tanam itu, yakni 15 kg benih hibrida per hektar. Muga menjelaskan, khusus benih jagung BLBU itu, ada juga bantuan dari APBN Perubahan. Targetnya lahan seluas 5.900 hektar dan dari dana APBD Perubahan lahan seluas 675 hektar. Sebelumnya bantuan bibit jagung dari APBD murni seluas 400 hektar dan itu sudah disalurkan. Demikian juga dari BLBU seluas 1.975 ha yakni 1.000 hektar di Belu dan 975 heltar di Nagekeo itu sudah disalurkan.

Senin, Oktober 13, 2008

Peluang Agribisnis Menjadi Sumber Devisa Negara yang Utama

Salah satu alternatif energi nonfosil yang mulai diintroduksi di Indonesia untuk kendaraan bermotor adalah bioetanol. Pengenalan energi alternatif ini juga merupakan upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Biaya investasi kilang bioetanol kapasitas 100 kL/hari berkisar antara Rp 2-3 milyar per-kiloliternya. Dengan harga etanol yang dihitung sama dengan bensin saja, pembangunan 1 pabrik ukuran ini akan menghemat devisa untuk impor bensin sebesar 33.000 kL/tahun x Rp 5.450,- /liter atau Rp 179.850.000.000,-.

Sabtu, Oktober 11, 2008

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KEPULAUAN DI KABUPATEN SUMBAWA

Oleh : Agus Purbathin Hadi

Program pengembangan masyarakat desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan pembangunan dan meningkatkan prakarsa serta kreativitas masyarakat untuk berswadaya dalam pembangunan belum dapat dicapai secara maksimal. Hal ini tercermin dari fakta bahwa masih ada kelompok masyarakat yang dikategorikan sebagai masyarakat tertinggal, dan terasing atau belum tersentuh oleh program pembangunan. Salah satu diantaranya adalah masyarakat yang tinggal dan bekerja di daerah pesisir kepulauan yang tersebar di berbagai wilayah kepulauan Indonesia, padahal diketahui bahwa sumberdaya perairan laut yang kita miliki relatif lebih banyak dibanding dengan yang ada di daratan, sehingga sangat ironis jika masyarakat pesisir kepulauan masih terbelakang dibanding lainnya.
Pelaksanaan pembangunan masyarakat desa kepulauan tampak berlangsung tak seirama dengan pembangunan masyarakat desa lainnya, terutama bila dibandingkan dengan pembangunan di perkotaan. Masalah dan kendala yang dihadapi sangat bervariasi, diantaranya: kondisi ekonomi masyarakat nelayan pada umumnya miskin, tertinggal dalam penguasaan teknologi dan informasi, terbatasnya sarana dan prasarana, pola mata pencaharian yang masih tergantung musim, tingkat pelayanan kesehatanan yang terbatas, pola perkampungan menetap dan khas, pola produksi-distribusi-konsumsi yang relatif masih sederhana. Download

Rabu, Oktober 08, 2008

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENGANTISIPASI KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH PETANI

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENGANTISIPASI KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH PETANI

Oleh :
Agus Purbathin Hadi
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mataram


Pembangunan pertanian dan pedesaan yang telah dilaksanakan selama ini, di satu sisi telah berhasil mengubah wajah pertanian dan perdesaan Indonesia. Disamping perubahan di bidang prasarana fisik, teknologi dan produktivitas pertanian, para petani Indonesia juga telah berubah secara nyata. Margono Slamet (1995) mengungkapkan bahwa pada umumnya profil populasi petani Indonesia telah berubah secara positif. Secara makro populasi petani telah menjadi lebih kecil jumlahnya secara persentil tetapi lebih tinggi kualitasnya, yang ditandai oleh lebih baiknya tingkat pendidikan mereka, lebih mengenal kemajuan, kebutuhan dan harapan-harapannya meningkat, dan pengetahuan serta keterampilan bertaninya juga jauh lebih baik.
Dengan memperhatikan keadaan dan perubahan pembangunan pertanian dewasa ini beserta tantangan-tantangan yang ada, sangat perlu dipersiapkan strategi komunikasi pembangunan yang efektif dalam menunjang pembangunan. Strategi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu. Lionberger dan Gwin (1982) menyatakan bahwa strategi komunikasi umumnya dirumuskan dengan memperhatikan tiga hal, yaitu khayalak sasaran, pesan yang akan disampaikan, dan saluran yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Di sisi lain, teknologi produksi pertanian terus berkembang dan meningkat. Untuk itu, upaya penyebaran inovasi teknologi kepada petani dan nelayan juga perlu ditingkatkan. Mengkomunikasikan inovasi teknologi sampai dapat diterima dan diterapkan oleh petani dan nelayan bukan suatu hal yang mudah dan sederhana, karena masih banyak dijumpai kasus kegagalan penerapan teknologi oleh petani-nelayan di Indonesia. Masalah ini merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan penanganan yang serius, karena kegagalan penerapan teknologi oleh petani akan menimbulkan dampak negatif berupa hilangnya kepercayaan petani terhadap suatu teknologi, dan akan berpengaruh juga terhadap introduksi teknologi berikutnya, yang pada akhirnya akan menghambat program-program pembangunan. (download)

Revitalisasi dan Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat Perdesaan dalam Kerangka Pembangunan Desa Partisipatif Berkelanjutan

Revitalization and Empowerment of Rural Community Institutions in Frame of Sustainable Participatory Rural Development

Oleh/by :
Agus Purbathin Hadi
Study Program of Agricultural Extention and Communication
Faculty of Agriculture, University of Mataram
e-mail : aguspurbathin@yahoo.com


ABSTRAK
Selama pemerintahan Orde Baru terjadi proses marginalisasi demokrasi dan partisipasi masyarakat perdesaan yang dianggap hanya sebagai obyek pembangunan semata. Kelahiran Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang lebih dikenal dengan UU Otonomi memberikan kesempatan kepada masyarakat desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Memperhatikan keadaan, perubahan, dan tantangan pembangunan perdesaan di Indonesia dewasa ini, sangat perlu dipersiapkan strategi pemberdayaan masyarakat perdesaan yang mengedepankan demokratisasi dan partisipasi dalam proses pembangunan desa yang berkelanjutan.
Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa di Pulau Lombok pada bulan Maret-September 2003. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaan kelembagaan lokal yang ada di perdesaan, dan menyusun alternatif model kelembagaan petani dan masyarakat perdesaan yang tangguh, mandiri dan partisipatif dalam kerangka pembangunan desa yang berkelanjutan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan penggabungan dari metode survei, FGD dan workshop. Hasil penelitian menemukan bahwa lembaga-lembaga lokal yang ada telah mengalami intervensi pihak luar (pemerintah) mulai dari proses pembentukan sampai dengan dijadikan kepanjangan tangan pelaksanaan program-program pemerintah. Lembaga dan kelompok-kelompok lokal yang ada belum berperan secara optimal dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena kondisi internal kelompok yang tidak efektif dan berkelanjutan, juga karena pendekatan kelompok yang digunakan dalam pembangunan perdesaan tidak efektif karena dilakukan secara parsial, tidak terintegrasi dan terkoordinasi.
Atas dasar isue dan permasalahan di atas, suatu model bagi pengembangan kelembagaan dapat dirumuskan secara partisipatif melalui kegiatan workshop dengan berbagai komponen masyarakat perdesaan dan stakeholders terkait. Model ini menunjukkan peran strategis kelembagaan dan kelompok-kelompok lokal dalam menampung dan menyalurkan program-program pembangunan dari internal dan eksternal desa. Model ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi semua komponen masyarakat dalam semua tahapan proses pembangunan desa berkelanjutan. (download)

Sabtu, Oktober 04, 2008

Kampung Tradisional Segenter Lombok Nusa Tenggara Barat

Gambar 001
Gambar 001 : Kampung segenter dengan rumah tradisional khas Lombok



Gambar 002

Gambar 002 : Anak perempuan Kampung segenter yang menggunakan busana kaos dan sarung dan seorang Bapak Tua yang sedang merakit jaring untuk para nelayan kampung Segenter


Gambar 003

Gambar 003 : Anak-anak Kampung Segenter yang siap meneruskan Tradisi nenek moyang mereka, ataukah mereka yang akan merubah tradisi ?



Gambar 004
Inilah tempat penjualan bahan baku Rumah mereka


Gambar 005
Ada suasana yang berbeda ditengah-tengah peradaban yang masih primitive, di balik ketradisonalan mereka ada bangunan dan fasilitas yang bisa dikatakan modern, yakni bangunan ruamah batubata dan fasilitas antena parabola, akankah ini mempengaruhi keaslian ?

kita tunggu hasil berikutnya.

Kamis, Oktober 02, 2008

Pembukaan PEDA KTNA XXII 2008 WUJUDKAN PERTANIAN BERWAWASAN AGRIBISNIS

Sektor pertanian selama ini cukup memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian daerah Bali. Tidak dapat dipungkiri masyarakat Bali masih didominasi oleh sektor ini, yang mampu menyerap tenaga kerja dan mampu bertahan meski dalam kondisi sulit sekalipun. Sebagai sektor yang cukup strategis, tidak saja peningkatan produksi pertanian yang perlu ditingkatkan namun juga perlu diupayakan peningkatan usaha agribisnis.

Demikian diungkapkan Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Bali, Drs. A.A.N Puspayoga pada acara Pembukaan PEDA (Pekan Daerah) Pertemuan Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan XXII di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng (8/9).

Acara yang akan berlangsung selama satu pekan ini, dari tanggal 8 sampai dengan 13 September 2008, merupakan pertemuan tingkat Provinsi para Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dari seluruh Bali, yang merupakan ajang saling tukar informasi, pengetahuan dan pengalaman antar sesama petani - nelayan, sekaligus juga merupakan forum konsultasi para petani nelayan dengan pemerintah dan kalangan pengusaha.

Untuk Tahun ini tema yang diangkat adalah “Dengan Revitalisasi Pertanian, Kita Tingkatkan Kemandirian dan Kemitraan Menuju Kesejahteraan Petani-Nelayan berlandaskan Tri Hita-Karana”. Tema ini sangat mendasar karena berkaitan dengan dicanangkannya Revitalisasi Pertanian 3 tahun yang lalu oleh Presiden RI.

Dalam kesempatan itu Gubernur mengajak para petani untuk meningkatkan kemandirian dan kemitraan Kontak Tani Nelayan selaku pelaku utama sistem dan usaha agribisnis, sehingga nantinya dapat menjadi dapat menjadi petani yang tangguh, mandiri dan sejahtera. Lebih jauh Gubernur menegaskan pada pentingnya pembangunan pertanian yang berwawasan agribsinis yaitu dengan mewujudkan pertanian yang modern, efisien dan tangguh, di mana para petani dan nelayan dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial dalam pengelolaan usaha yang profesional, antara lain menguasai teknologi, memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan mampu mengelola sumber daya alam pertanian secara efisien, efektif dan berkelanjutan. Gubernur juga dengan antusias berharap tahun ini dapat dijadikan momentum positif dalam mempercepat cita-cita untuk mewujudkan pertanian yang berwawasan agribisnis ini kuat dan tangguh, yang nantinya akan mampu menghadapi persaingan global. (sumber : http://indonesia.go.id)

Rabu, Oktober 01, 2008

Peningkatan Fasilitas dan Contol Taman Jalan Udayana Mataram






Jika anda ingin ke Terminal Udara Selaparang dan berangkat dari Kota Mataram maka anda akan melewati jalan Udayana yang merupakan jalan dua arah dari jantung kota Mataram menuju Bandara Selaparang. Jalan ini mulai di sore hari sangat ramai di kunjungi oleh masyarakat kota Mataram atau yang sengaja datang untuk melihat-lihat dan duduk santai sambil menyantap hidangan kaki lima.
Taman Parkir dan Taman kota dengan hiasan para penjual kaki lima bertengger meramaikan tempat tersebut dengan cukup dibilang rapi, pemuda dan pemudi kadang kala bercanda dan bergurai dengan teman atau seangkatan mereka.
Akankah Jalan tersebut akan dapat perhatian lebih maximal dari Pemda Kodya Mataram, sehingga Taman parkir dan taman Kota yang terletak di Jalan Udayana akan semakin menarik dan indah di nikmati oleh masyarakt Kota Mataram khususnya dan Masyarakat luar Kota Mataram pada Umumnya.